Muntasir Rahman dan Petrus Mursanto
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Indonesia
santo@cs.ui.ac.id
Abstrak
Basis Data Berorientasi Objek (BDBO) menggunakan model berorientasi objek untuk penyimpanan data. Selama ini penggunaan BDBO tidak populer disebabkan oleh beberapa standar yang berbeda dalam pemodelan dan perancangan skema data, serta kinerja yang dianggap kurang baik. Padahal dengan pengembangan aplikasi berorientasi objek seyogyanya penggunaan BDBO dapat menurunkan kerumitan dan meningkatkan kualitas kode aplikasi. Penelitian ini bertujuan mengkaji standar penerapan model objek data dan metode perancangan skema data pada BDBO melalui pengukuran kinerja dan kualitas kode dari aplikasi. Penelitian ini mengkaji penerapan model data ODMG 3.0 dan notasi UML pada aplikasi JPetStore dengan menggunakan transformasi Muller untuk perancangan skema data. Aplikasi JPetStore versi MySQL (BDR) dibandingkan kinerjanya dengan versi DB4O (BDBO). Hasil kajian adalah beberapa tambahan pada model ODMG 3.0 dan tambahan notasi UML untuk pemodelan data pada BDBO serta penyesuaian proses transformasi Muller. Kinerja aplikasi versi DB4O secara umum lebih cepat dibandingkan versi MySQL, kecuali dalam membaca data sederhana secara berurut. Kualitas kode aplikasi versi DB4O lebih baik dibandingkan versi MySQL.
1. Pendahuluan
Saat ini banyak pengembangan aplikasi menggunakan bahasa program yang berorientasi objek, seperti Java, C# dan C++. Pada bahasa pemrogram tersebut, setiap data dikelola dalam bentuk satu kesatuan struktur yang secara konseptual, hampir serupa dengan data pada situasi sebenarnya. Berdasarkan statistik, aplikasi yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman berorientasi objek, umumnya menggunakan Basis Data Relasional (BDR) untuk menyimpan data dalam jangka panjang.
Pada sebuah BDR, data disimpan dalam sel-sel dari tabel. Sel-sel tersebut terbentuk dari kolom dan baris. Setiap sel menyimpan tipe-tipe data tertentu yang didukung oleh BDR yang bersangkutan. Proses penyimpanan dan pengambilan dilakukan oleh aplikasi melalui proses konversi dari data berorientasi objek (selanjutnya disebut objek data) menjadi baris dengan sel-sel dari kolom yang sesuai pada sebuah tabel.
Sejak pertengahan 1980-an berkembang teknologi bernama Basis Data Berorientasi Objek [1]. Basis Data Berorientasi Objek (BDBO) adalah sistem basis data yang menggunakan model data dalam bentuk yang digunakan bahasa pemrograman berorientasi objek [2]. Aplikasi yang menggunakan BDBO menyimpan data dan mengambil data dalam bentuk asli sesuai dengan format yang digunakan oleh aplikasi. Karena sebuah BDBO menyimpan dan mengambil data dalam format yang digunakan aplikasi, BDBO tidak perlu melakukan
pemetaan objek data menjadi sel-sel dalam tabel. Kesulitan dalam pemetaan struktur data berorientasi objek menjadi sel-sel tabel pada BDR dikenal dengan istilah Impedance Mismatch.
Penggunaan BDBO cukup beragam, mulai dari embedded system sampai sistem informasi manajemen. Walaupun demikian, penggunaan BDBO tidak sebanyak penggunaan basis data relasional. Proyek aplikasi yang berorientasi objek seperti Java atau C#, jauh lebih banyak menggunakan Basis Data Relasional dibandingkan menggunakan (BDBO). Tabel 1 menunjukkan perbandingan penggunaan Java dan C# dalam proyek perangkat lunak Open Source, dirangkum dari situs SourceForge.net:
Menurut Leavitt dalam [3], sedikitnya penggunaan BDBO disebabkan belum adanya standarisasi dalam teknologi BDBO, dan dominasi vendor BDR dalam pasar basis data. Standar yang dimaksud adalah standar konsep-konsep yang digunakan untuk pemodelan, standar perancangan skema, standar mekanisme akses data, dan standar lain yang mencakup fitur minimal dari sebuah BDBO.
daftar pustaka
http://jiki.cs.ui.ac.id/index.php/jiki/article/download/12/18
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Indonesia
santo@cs.ui.ac.id
Abstrak
Basis Data Berorientasi Objek (BDBO) menggunakan model berorientasi objek untuk penyimpanan data. Selama ini penggunaan BDBO tidak populer disebabkan oleh beberapa standar yang berbeda dalam pemodelan dan perancangan skema data, serta kinerja yang dianggap kurang baik. Padahal dengan pengembangan aplikasi berorientasi objek seyogyanya penggunaan BDBO dapat menurunkan kerumitan dan meningkatkan kualitas kode aplikasi. Penelitian ini bertujuan mengkaji standar penerapan model objek data dan metode perancangan skema data pada BDBO melalui pengukuran kinerja dan kualitas kode dari aplikasi. Penelitian ini mengkaji penerapan model data ODMG 3.0 dan notasi UML pada aplikasi JPetStore dengan menggunakan transformasi Muller untuk perancangan skema data. Aplikasi JPetStore versi MySQL (BDR) dibandingkan kinerjanya dengan versi DB4O (BDBO). Hasil kajian adalah beberapa tambahan pada model ODMG 3.0 dan tambahan notasi UML untuk pemodelan data pada BDBO serta penyesuaian proses transformasi Muller. Kinerja aplikasi versi DB4O secara umum lebih cepat dibandingkan versi MySQL, kecuali dalam membaca data sederhana secara berurut. Kualitas kode aplikasi versi DB4O lebih baik dibandingkan versi MySQL.
1. Pendahuluan
Saat ini banyak pengembangan aplikasi menggunakan bahasa program yang berorientasi objek, seperti Java, C# dan C++. Pada bahasa pemrogram tersebut, setiap data dikelola dalam bentuk satu kesatuan struktur yang secara konseptual, hampir serupa dengan data pada situasi sebenarnya. Berdasarkan statistik, aplikasi yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman berorientasi objek, umumnya menggunakan Basis Data Relasional (BDR) untuk menyimpan data dalam jangka panjang.
Pada sebuah BDR, data disimpan dalam sel-sel dari tabel. Sel-sel tersebut terbentuk dari kolom dan baris. Setiap sel menyimpan tipe-tipe data tertentu yang didukung oleh BDR yang bersangkutan. Proses penyimpanan dan pengambilan dilakukan oleh aplikasi melalui proses konversi dari data berorientasi objek (selanjutnya disebut objek data) menjadi baris dengan sel-sel dari kolom yang sesuai pada sebuah tabel.
Sejak pertengahan 1980-an berkembang teknologi bernama Basis Data Berorientasi Objek [1]. Basis Data Berorientasi Objek (BDBO) adalah sistem basis data yang menggunakan model data dalam bentuk yang digunakan bahasa pemrograman berorientasi objek [2]. Aplikasi yang menggunakan BDBO menyimpan data dan mengambil data dalam bentuk asli sesuai dengan format yang digunakan oleh aplikasi. Karena sebuah BDBO menyimpan dan mengambil data dalam format yang digunakan aplikasi, BDBO tidak perlu melakukan
pemetaan objek data menjadi sel-sel dalam tabel. Kesulitan dalam pemetaan struktur data berorientasi objek menjadi sel-sel tabel pada BDR dikenal dengan istilah Impedance Mismatch.
Penggunaan BDBO cukup beragam, mulai dari embedded system sampai sistem informasi manajemen. Walaupun demikian, penggunaan BDBO tidak sebanyak penggunaan basis data relasional. Proyek aplikasi yang berorientasi objek seperti Java atau C#, jauh lebih banyak menggunakan Basis Data Relasional dibandingkan menggunakan (BDBO). Tabel 1 menunjukkan perbandingan penggunaan Java dan C# dalam proyek perangkat lunak Open Source, dirangkum dari situs SourceForge.net:
Menurut Leavitt dalam [3], sedikitnya penggunaan BDBO disebabkan belum adanya standarisasi dalam teknologi BDBO, dan dominasi vendor BDR dalam pasar basis data. Standar yang dimaksud adalah standar konsep-konsep yang digunakan untuk pemodelan, standar perancangan skema, standar mekanisme akses data, dan standar lain yang mencakup fitur minimal dari sebuah BDBO.
daftar pustaka
http://jiki.cs.ui.ac.id/index.php/jiki/article/download/12/18