Selasa, 28 Oktober 2014

PENERANGAN DI TEMPAT KERJA

PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
I.    PENDAHULUAN
Hampir semua tempat kerja selalu membutuhkan penerangan yang baik sesuai dengan tingkat
ketelitian dan jenis pekerjaan yang berlangsung di tempat kerja tersebut.
Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya dengan mudah, jelas dan tanpa upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya sehingga mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat, teliti dan aman.
Hal ini selain akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya juga akan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya.
Selain itu penerangan yang baik di tempat kerja dapat membantu menciptakan lingkungan kerja nikmat dan menyenangkan sehingga tenaga kerja dapat bekerja dcngan aman dan nyaman serta menghambat timbulnya kelelahan pada tenaga kerja terutama kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikis.
Sedang penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja mengalami kesulitan dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan jelas.
Hal ini selain akan menyebabkan tenaga kerja lamban dalam melaksanakan pekerjaanya juga akan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Selain itu penerangan di tempat kerja yang kurang baik akan menyebabkan tenaga kerja mengeluarkan upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya, misalnya dengan lebih mendekatkan indera penglihatannya terhadap obyek yang dikerjakannya, ini berarti akomodasi lebih dipaksakan.
Hal ini akan dapat lebih memudahkan timbulnya kelelahan mata yang ditandai dengan terjadinya penglihatan rangkap dan kabur, mata berair dan disertai perasaan sakit kepala disekitar mata. S
Selain itu kelelahan mata yang berlangsung agak lama akan dapat menimbulkan terjadinya kelelahan mental yang ditandai dengan gejala-gejalanya meliputi sakit kepala dan penurunan intelektual, daya konsenrrasi dan kecepatan berfikir. Lebih lanjut semua itu akan dapat menyebabkan kerusakan pada indra penglihatan yang lebih parah.
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa salah satu faktor penting untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nikmat, aman dan nyaman yang dapat mendukung adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah dengan menciptakan penerangan yang baik di tempat kerja.
II.    FUNGSI PENGLIHATAN DALAM PEKERJAAN
Mata sebagai alat pengliliatan sangat penting peranannya dalam melakukan pekerjaan.
Dcngan penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena dengan pengliliatan keseluruhan dari aspek-aspek pekerjaan dapat dilihat, disadari, untuk kemudian dikendalikan secara tepat.
Besarnya peranan mata sebagai alat penglihatan dalam pekerjaan seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1.    Faktor-faktor dari dalam mata, berupa kemampuan-kemampuan mata dalam beberapa hal sebagai berikut:
a.    Ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan yaitu kemampuan mata untuk membedakan bagian-bagian detail yang kecil baik terhadap obyek maupun permukaan. Ketajaman penglihatan merupakan persepsi yang terpisah atas dua titik yang berdekatan dan persepsi jarak. Makin tinggi ketajaman penglihatan maka makin jelas dan tediri atas penglihatannya terhadap obyek kerja, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih baik dan lebih mudah.
b.    Kepekaan terhadap kontras
Kepekaan terhadap kontras, yaitu kemampuan persepsi terhadap perbedaan minimal dalam luminensi. Makin tinggi tingkat kepekaan terhadap kontras maka akan lebih mudah dan lebih cepat membedakan barang-barang yang sama dengan warna yang hampir sama, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan perbandingan warna akan dapat diselesaikan lebih mudah, cepat dan lebih baik.
c.    Kepekaan terhadap persepsi
Kepekaan terhadap persepsi adalah kemampuan mata untuk rnenafsirkan obyek kerja yang dilihatnya. Sedang waktu yang diperlukan sejak melihat suatu obyek sampai timbulnya persepsi penglihatan disebut kecepatan persepsi, Tingkat kepekaan persepsi akan berpengaruh terhadap kecepatan persepsinya, dan ini juga akan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesadarannya terhadap obyek-obyek kerja yang dihadapinya.

Kemampuan-kemampuan mata tersebut di atas dipengaruhi oleh.:
a.    Daya akomodasi, yaitu kemampuan mata untuk memfokus kepada obyek-obyek pada jarak-jarak dari titik terdekat sampai titik terjauh. Usia tertentu berpengaruh terhadap kemampuan ini. Demikian juga. tingkat penerangan berpengaruh terhadapnya.

b.    Lebar kecilnya pupil ; yang tergantung pada intensitas dan sifat penyinaran, jarak obyek, keadaan emosi dan tingkat kesehatan serta pengaruh bahan kimia.
c.    Adaptasi retina, yaitu perubahan kepekaan retina atas dasar penerangan atau perubahan penerangan, Dikenal istilah-istilah adaptasi gelap, adaptasi terang dan adaptasi sebagain (partial).

2.    Faktor-faktor dari luar mata meliputi :
a.    Luminensi (Brightness) dari lapangan penglihatan.
Jumlah cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan obyek kerja sangat mempengaruhi tingkat kejelasan mata dalam melihat obyek kerja tersebut.
Makin banyak cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek kerja maka obyek kerja akan makin jelas kelihatan dengan batas maksimum 5000 asb. (± 1600 cd/m2).
Untuk menentukan besarnya luminensi dapat dicari dengan rumus :
            dimana : E    = intensitas pencahayaan (cd)
R    = faktor refleksi
N    = konstante(3,14)
dan rumus terlihat bahwa besarnya luminensi tergantung dari tingkat penerangan dan faktor refleksi pada arah si pengamat.
b.    Ukuran obyek
Makin besar ukuran obyek maka makin mudah dilihat mata normal pada tingkat penerangan yang cukup.
Ukuran obyek biasanya dinyatakan dalam derajat, yaitu sudut antara garis lurus ujung-ujung obyek ke arah mata (lihat gambar):





D = Ukuran obyek dalam derajat

 Jika ukuran obyek terkecil yang masih dapat dilihat mata normal adalah Do, maka besarnya tingkat kejelasan obyek (visibilitas)nya adalah R = D/Do.
Apabila derajat visibilitas obyek lebih dari 2,5 maka obyek akan mudah dilihat, jika visibilitas antara 1 - 2,5 maka obyek dapat dilihat namun harus dengan upaya yang kontinyu dan jika visibilitasnya kurang dari 1 maka obyek tidak dapat dilihat dengan jelas meskipun dengan upaya maksimum.
c.    Derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya
Kontras merupakan perbedaan luminensi antara dua permukaan yang dalam hal ini adalah permukaan obyek dan sekelilingnya. Besarnya derajat kontras dapat dicari dengan rumus:

                    dimana : C    : derajat kontras
L1    : luminensi objek
L2    : luminensi sekitar obyek

Dari rumus ini maka besarnya derajat kontras akan selalu berkisar antara 0-1. makin besar derajat kontras maka makin jelas mata melihat obyek kerjanya, dengan angka maksimum 0,9 atau perbedaan luminensi 10: 1.
d.    Lamanya melihat
Suatu obyek jika dalam keadaan sepintas tidak kelihatan dengan jelas, maka jika diperhatikan dengan seksama akan kelihatan lebih jelas. Jadi makin lama waktu melihat maka obyek makin jelas terlihat.
Faktor-faktor tersebut satu dengan yang lainnya dapat mengimbangi, misalnya suatu obyek dengan kontras yang kurang dapat dilihat dengan jelas apabila obyek tersebut cukup besar ukurannya atau apabila mendapat penerangan yang cukup memadai.

III.    EFEK PENERANGAN Dl TEMP AT KERJA
Tenaga kerja dapat melihat obyek yang dikerjakannya karena adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek kerja tersebut menuju dan di tangkap oleh mata tenaga kerja.
Cahaya tersebut masuk ke mata tenaga kerja melalui kunjunctiva, kornea, pupil pada iris, lensa mata, badan vitreus dan kemudian jatuh ke retina.
Untuk itu maka lensa mata dapat lebih atau kurang dicembungkan sehingga cahaya dapat jatuh tepat pada retina.
Di dalam retina, karena adanya cahaya maka timbul impuls pada ujung-ujung serabut sel saraf retina yang diteruskan menuju saraf Optik dalam otak sehingga timbul pensepsi.
1.    Tingkat penerangan
a.    Tingkat Penerangan Kurang
Apabila cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan obyek kerja dan masuk ke retina mata tenaga kerja tersebut sangat kurang maka impuls yang terjadi pada ujung-ujung serabut  sel saraf retina akan sangat lemah.
Hal ini akan menyebabkan obyek kerja tersebut terlihat kurang jelas, pada hal obyek kerja tersebut harus dilihat dengan jelas oleh tenaga kerja karena harus dikerjakannya, maka mata tenaga kerja akan mengadakan berbagai upaya yaitu dengan membelalakan mata atau dengan lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja.
 Pada waktu mata membelalak, maka otot dilatator pada iris berkontraksi sehingga pupil melebar untuk memperbanyak jumlah cahaya yang jatuh ke retina, dan jika tenaga kerja lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja untuk memperjelas bayangan obyek tersebut pada retina, ini berarti akomodasi lensa mata lebih dipaksakan.
Jika hal ini terjadi agak lama dan terus menerus maka akan terjadi kelelahan mata yang ditandai dengan  adanya penglihatan kabur dan rangkap, mata merah  berair dan perasaan pegal-pegal di sekitar mata.
Semua ini akan dapat menimbulkan kerusakan pada mata tenaga kerja, meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan akhirnya akan dapat menurunkan produktivitas kerjanya.
b.    Tingkat Penerangan Berlebihan :
Kemampuan retina mata menerima cahaya adalah terbatas, maka apabila cahaya baik yang langsung dari sumbernya maupun yang dipantulkan obyek kerja dan masuk ke retina tenaga kerja sangat berlebihan sehingga melampaui batas kemampuannya maka akan timbul kesilauan.
Ini akan menyebabkan mata tenaga kerja melakukan upaya yaitu dengan- berkontraksinya otot spincter pada iris sehingga celah pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan jatuh pada retina.
Selain itu cahaya yang sangat berlebihan yang jatuh pada retina mata akan menimbulkan impuls pada ujung-ujung serabut sel saraf pada retina yang akan merangsang saraf optik yang terlalu besar sehingga dapat merusak sel-sel saraf pada retina tersebut, yaitu terlepas dari sklera.
Oleh sebab itu terjadinya kesilauan mata akan dapat menyebabkan kelelahan mata berupa mata memerah, pandangan gelap dan kabur serta kerusakan pada retina yang pada akhimya dapat menimbulkan kebutaan.

Kita tahu bahwa tiap benda yang menangkap cahaya dan menyerapnya maka cahaya yang diserap tersebut akan diubah nenjadi kalor (panas).
Demikian juga jika sejumlah cahaya mengenai mata maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan diubah menjadi kalor sehingga permukaan mata akan semakin panas.
Apabila timbulnya kalor ini terlalu banyak maka mata akan semakin panas dan mengadakan reaksi dengan mengeluarkan air mata.
Hal ini jelas akan mengganggu pandangan mata. Selain itu panas yang tinggi pada mata dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ mata berupa keratitis dan konjunctifitis thermis.
Dari macam-macam cahaya dalam spekrrum cahaya maka cahaya yang mengandung energi paling tinggi adalah cahaya infra merah.
Oleh sebab itu pada mata, cahaya ini dapat menimbulkan kerusakan berupa katarak pada lensa mata.
Cahaya infra merah dipancarkan oleh benda-benda pijar seperti dapur atau tanur atau bahan-bahan pijar lainnya.
Dari itu, sangatlah penting usaha preveitif seperti misalnya memakai kaca mata kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran cahaya infra merah.
Sedangkan cahaya yang mempunyai efek kimia yang paling tinggi adalah cahaya ultra ungu. maka cahaya ini jika mengenai mata akan dapat merusak mata yaitu berupa radang pada konjunctiva (konjunctifitis foto electris) dan kerusakan pada sel-sel saraf retina.
Cahaya ultra ungu dihasilkan oleh pengelasan suhu tinggi, benda-benda pijar suhu tinggi, lampu-lampu pijar dan Iain-lain.
Selain itu sinar matahari juga mengandung cahaya ultra ungu. Untuk itu mencegah timbulnya efek cahaya ultra ungu pada mata maka tenaga kerja yang menghadapi cahaya tersebut perlu memakai kaca mata berlapis timah hitam.

2.    Macam-macxam penerangan
2.1 Penerangan tidak tetap
Didalam mata, sel-sel retina terdiri dari dua macam sel saraf, yaitu sel cones (bentuk batang) dan sel rods (bentuk kerucut), Sel cones sangat peka terhadap cahaya yang lemah, sehingga jika cahaya yang redup masuk ke mata maka sel retina yang bekerja adalah sel cones ini.
Tetapi jika cahaya yang masuk ke mata adalah cahaya yang terang terang maka sel retina yang bekerja adalah sel-sel rodsnya, karena sel-sel ini sangat peka terhadap cahaya terang.
Jika seseorang tenaga kerja berada di tempat yang redup kemudian secara tiba-tiba memasuki ruang yang terang, maka dia tidak akan langsung dapat melihat dengan jelas tetapi remang-remang dulu beberapa saat dan kemudian baru dapat melihat dengan jelas.
Semua ini disebabkan karena perpindahan dari sel cones ke sel rods.
Dan waktu yang dibutuhkan dari saat dia di tempat terang tersebut sampai dapat melihat dengan jelas disebut waktu adaptasi retina.
 Jika perubahan gelap terang ini bergantian secara terus menerus maka akan menyebabkan gangguan penglihatan dan lebih lanjut dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel retina, baik sel cones maupun sel rodsnya.
Oleh sebab itu cahaya yang berkedip-kedip tidak diperkenankan jika digunakan sebagai penerangan di tempat kerja.
Dari penelitian fisiologis perubahan ritme dua permukaan dengan perbandingan kontras 5:1 menyebabkan penurunan kerja mata sebagaimana penurunan kerja mata akibat pengurangan intensitas penerangan dari 100 luks menjadi 30 luks.

2.2.Penerangan tidak merata :
Jika cahaya yang masuk ke mata tidak merata, ada sebagian yang terang dan sebagian yang lain gelap maka sel retina yang bekerja adalah sebagian dari sel cones dan sebagian sel rods.
Hal ini juga akan dapat mengganggu kerja sel-sel retina tersebut, karena masing-masing jenis sel retina tidak dapat bekerja dengan penuh.
Oleh sebab itu adanya penerangan yang tidak merata di tempat kerja perlu dihindari. Selain itu ketidak rataan penerangan tersebut jika berselisih sangat besar akan dapat menimbulkan kesilauan. Kesilauan ini termasuk dalam kriteria kesilauan cacat (disabilisty glare).

    Penerangan yang dapat merubah susunan udara :
Penggunaan sumber cahaya sebagai penerangan yang dapat menimbulkan asap atau gas jelas akan dapat mengganggu kenikmatan kerja tenaga kerja, berupa mata terasa pedas dan mengganggu pernafasannya.
Hal ini jika berlangsung terus menerus akan dapat menimbulkan penyakit paru atau mata pada tenaga kerja.
 Sedang sumber cahaya yang dapat menimbulkan panas yang berlebihan sehingga dapat meningkatkan suhu udara di tempat kerja yang tinggi juga akan mengganggu kenikmatan kerja tenaga kerja berupa perasaan gerah dan mengeluarkan keringat yang berlebihan sehingga me ngganggu keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh tenaga kerja.

Penggunaan warna
Penggunaan warna di tempat kerja yang benar, misalnya perbedaan yang sangat menyolok dari obyek kerja dan latar belakangnya, dimana obyek kerja yang sangat terang maka dapat menimbulkan kesilauan. Sedang penggunaan warna tempat kerja yang tidak tepat sesuai dengan kondisidan iklim kerjanya akan mengganggu kenikmatan kerja tenaga kerja baik secara fisik maupun psikis.

IV.    PENILAIAN PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
Untuk mengetahui apakah penerangan di suatu tempat kerja itu baik atau belum perlu dilakukan penilaian terhadap penerangan tersebut. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu :
1.    Penilaian terhadap tingkat penerangan (penilaian kuantitatif)
2.    Penilaian terhadap kondisi penerangan (penilaian kualitatif)
3.   
1.    Penilaian tingkat penernagan
Penilaian terhadap tingkat penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk mengetahui apakah cahaya yang digunakan sebagai penerangan tersebut sudah cukup sesuai dengan tingkat ketelitian dan jenis pekerjaannya atau belum.
Penilaian ini dilakukan melalui pengukuran terhadap penerangan tersebut.
Dalam melakukan pengukuran digunakan suatu alat yang disebut luksmeter, dimana pada dasarnya kerja alat ini adalah merubah cahaya yang ditangkap menjadi arus listrik.
Makin tinggi jumlah cahaya ditangkap makin besar pula arus lisstrik yang ditimbulkan, yang ditunjukan pada digit pada alat alat tersebut.
Pengukuran penerangan pada umumnya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a.    Pengukuran tingkat penernagan umum (general lumination)
b.    Pengukuran tingkat penerangan lokal (lokal illumination)
c.    Pengukuran faktor refleksi.
Penerangan Umum adalah penerangan yang berkaitan dengan fungi penerangan dalam suatu ruangan tempat kerja. Pada waktu penerangan tingkat penerangan umum  sebaiknya penerangan lokal (kalau ada) dimatikan.
Penilaian penerangan umum tergantung dari penggunaan penerangan tersebut, jika digunakan untuk penerangan ruangan atau tempat maka kita tinggal membandingkan dengan pedoman, yaitu :

•    Jalan-jalan di luar gedung            : 8-20 luks
•    Halaman                    : 20 luks
•    Gang-gang dan tangga di dalam gedung    : 30-50 ;luks
•    Gudang                    : 50 luks dsb.

Jika penerangan umum digunakan dalam ruang kerja maka penerangan tersebut untuk mengimbangi penerangan lokal yang ditujukan pada obyek kerja, yaitu dengan ketentuan perbandingan luminensi antara obyek kerja dengan bagian luarnya maksimal 10 : 1.
Besarnya luminensi tergantung dan tingkat cahaya dan refleksi (lihat rumus luminensi), dan besarnya refleksi tergantung dari warna permukaan obyek kerja, yaitu :

•    warna putih atau sangat muda    : r = 0,7
•    warna muda            : r = 0,5
•    warna sedang            : r = 0,3
•    warna gelap            : r = 0,1
Oleh karena itu jika warna permukaan antara obyek kerja dan latar belakangnya hampir sama (faktor refleksinya sama), maka standar yang digunakan untuk menilai tingkat penerangan umum adalah perbandingan tingkat penerangan lokal dengan tingkat penerangan umum maksimum 10:1 ( paling baik 3:1).

Penerangan lokal (setempat) merupakan penerangan yang berkaitan dengan fungsi; penerangan pada obyek kerja dan sekitamya dan digunakan untuk melakukan pekerjaan.
Pada pengukuran tingkat penerangan lokal sebaiknya penerangan umum tetap dinyalakan.
Karena penerangan lokal digunakan untuk melakukan pekerjaan, maka penilaiannya tergantung dari jenis dan tingkat ketelitian dari pekerjaanMyang berlangsung.
Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan cara yang diperoleh dengan pedoman sebagai berikut :
a.    Pekerjaan barang kasar            minimal 50 Inks
b.    Pekerjaan barang sedang
-    sepintas                    minimal 100 Inks
-    agak teliti    .            minimal 200 Inks
-    teliti                    minimal 300 Inks
c.    Pekerjaan halus,
-    kontras sedang                antar 500 - 1000 luks
-    kontras kurang                minimal 1000 luks

Faktor refleksi (pemantulan) adalah perbandingan antara jumlah cahaya yang dipantulkan oleh suatu permukaan dengan jumlah cahaya yang mengenai permukaan tersebut.
Faktor refleksi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya kontras. Kontras yang sangai kecil akan dapat menurunkan tingkat ketajaman penglihatan tenaga kerja, sedang kontras yang sangat besar dapat menimbulkan kesilauan.
Maka faktor refleksi perlu diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
-    Atap            : 80 - 90 %
-    Dinding            : 40-60%
-    Perkakas/perabot        : 25 - 45 %
-    Mesin dan peralatannya    : 30 - 50 %
-    Lantai            : 20-40%
-   
2.    Penilaian kondisi penerangan :
Penilaian terhadap kondisi penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk mengetahui apakah kualitas dan syarat-syarat penerangan yang baik sudah terpenuhi atau belum.
Pernilaian ini dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan penerangan tersebut.
Pengamatan ini terdiri dari beberapa hal dipersyaratkan antara lain :
a.    Pengamatan terhadap distribusi penerangan
Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang dapat menyebar serata mungkin, terutama penerangan yang ditujukan pada obyek kerja.
Untuk mengetahui rata tidaknya penerangan ini dapat dilihat dari hasil pengukuran tingkat penerangan lokal yang dilakukan di beberapa titik.
Kemudian untuk menciptakan penerangan yang merata perlu diikuti pedoman sebagai berikait :
(1)    Luminensi permukaan atau benda besar pada obyek kerja sedapat mungkin harus sama
(2)    Di tempat kerja, permukaan terang harus terdapat di tengah dan yang lebih gelap di luar

(3)    Perbandingan luminensi bagian sentral dengan daerah dekat sekitarnya tidak melebihi 3 : 1 dan perbandingan tersebut dengan bagian luar tidak melebihi 10:1.
(4)    Dihindari adanya bayangan-bayangan tajam yang jatuh pada obyek kerja
(5)    Jika digunakan cahaya alami, supaya dihindari adanya cahaya matahari yang masuk secara langsung di tempat kerja dan kaca sebagai ventilasi yang tidak menyebarkan cahaya secara merata

b.    Pengamatan terhadap menetapnya cahaya
Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang tetap dan tidak berkedip-kedip. Untuk menciptakan penerangan yang tetap, maka yang perlu diperhatikan adalah :
(1)    Bagian-bagian mesin yang bergerak harus ditutup
(2)    Keadaan terang yang tidak dapat dihindari pada area kerja mata harus dihilangkan dengan warna dan penerangan yang tepat
(3)    Hanya dipakai lampu yang tidak berkedip-kedip
(4)    Perbedaan tingkat penerangan antara ruang kerja yang berdekatan dimana tenaga kerja sering keluar masuk tidak terlalu besar

c.    Pengamatan terhadap adanya kesilauan
Penerangan di tempat kerja yang baik adalah yang tidak menimbulkan kesilauan bagi tenaga kerja yang bekerja.
Terjadinya kesilauan, jika dilihat dari asal cahaya penyebabnya ada 2 macam :
-    Kesilauan langsung (direct glare), yaitu kesilauan yang disebabkan oleh cahaya langsung dari sumbernya
-    Kesilauan tidak langsung (indirect glare), yaitu kesilauan yang disebabkan oleh cahaya yang dipantulkan oleh suatu permukaan
Untuk menghindari timbulnya kesilauan di tempat kerja, perlu adanya tindakan-tindakan sbb:
(1)    Sumber penerangan tidak boleh nampak atau berada di lapangan penglihatan tenaga kerja
(2)    Sudut antara garis horisontal penglihatan dengan garis dari mata ke sumber penerangan harus disesuaikan, yaitu tidak boleh kurang atau sama dengan 30°
(3)    Jika pada ruangan besar hal tersebut tidak dapat dielakan, maka harus dipasang tirai terhadap penerangan tersebut

d.    Pengamatan terhadap adanya perubahan udara
Dalam PMP No. 7 tahun 1964 pasal 12 ayat 3 dan 4 diterangkan bahwa sumber penerangan tidak boleh menyebabkan perubahan susunan udara (misalnya timbulnya asap atau gas) kecuali dalam keadaan darurat.
Selain itu sumber penerangan tidak boleh menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan, apabila sumber penerangan tesebut menyebabkan kenaikan suhu udara hingga mencapai 32° maka perlu dipasang ventilasi udara atau AC unruk menurunkan suhu tersebut sehingga tercipta suhu yang nyaman.
e.    Pengamatan terhadap warna
Pengamatan terhadap warna di tempat kerja meliputi warna cahaya sebagai penerangan, warna obyek kerja dan latar belakangnya.
Yang penting pada dasarnya variasi dari warna-warna tersebut tidak menimbulkan kontras terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kontras yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesilauan yang disebut kesilauan kontras (contrast glare), sedang kontras yang terlalu rendah dapat menurunkan tingkat ketajaman penglihatan tenaga kerja.
Selain itu warna-warna di tempat kerja mempunyai efek psikologis terhadap tenaga kerja, oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kondisi dan iklim di tempat kerja tersebut.
Sebagai contoh misaslnya :
-    Warna kuning atau terang lainnya memberikan kesan luas atau lega sehingga cocok untuk tempat kerja yang sempit
-    Warna hijau atau biru memberikan kesan yang sejuk, aman dan menyegarkan sehingga sesuai untuk tempat kerja yang beriklim panas
-    Warna merah bersifat merangsang sehingga sesuai untuk tempat kerja yang beriklim dingin, dsb.
Warna suatu permukaan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai dengan wama tersebut. Cahaya yang paling nyaman bagi penglihatan mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 555 µm yang bertepatan dengan warna kuning hijau, maka warna ini sangat tepat jika digunakan pada tempat kerja dimana berlangsung pekerjaan yang nembutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dan dalam waktu yang lama.

1 komentar:

  1. maka dari itu pemasangan tiang lampu jalan harus dilakukan dengan orang ahli dalam bidangnya tidak sembarangan orang bisa pasang untuk menghasilkan cahaya yang merata.

    BalasHapus

tolong komentarnya ya...